Rabu, 16 Januari 2013
MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan
sepertinya tidak pernah berhenti menghampiri Indonesia. Berbagai
peristiwa menghampiri dan membuat banyak orang harus menderita, harus
menangis karena ditingalkan orang-orang yang dikasihi, kedinginan karena
rumahnya terhempas badai tsunami, kepanasan karena tidak memiliki rumah
untuk berteduh sudah ambruk terkena gempa, sehingga penderitaan yang
panjang harus dialami dan dirasakan. Sepertinya penderitaan tidak pernah
bosan menjumpai manusia. Ia akan ada dan terus hadir dalam kehidupan
manusia.
Sebagian
kita ketika mendengar kata “Penderitaan” mungkin merasa sangat
ketakutan, atau mungkin ada orang yang sudah bosan dengan penderitaan
itu. Bagi orang yang ketakutan, jangan sampai penderitaan itu sampai
kepadanya untuk memikirkannya saja ia takut, apalagi penderitaan itu
harus menghampiri dirinya. Oleh sebab itu ia harus melakukan dengan
berbagai cara agar dirinya tidak menjumpai penderitaan itu. Sedangkan
orang yang sudah menganggap dirinya sering dijumpai penderitaan akhirnya
hanya pasrah menerimanya, karena tidak memiliki kuasa apapun dalam
dirinya. Penderitaan mengaturnya menjadi pribadi yang pasrah, tanpa
sikap yang jelas.
Manusia
sering mengalami kedua hal ini. Takut dengan penderitaan tetapi sering
dia harus menerima penderitaan ini tanpa kekuatan. Manusia tidak dapat
dan tidak mampu mengatur dirinya dengan pasti. Semua manusia memiliki
keterbatasan berpikir, ketidak-sempurnaan diri, ketdak-berdayaan
kekuatan, dll. Dalam keadaan ini, Pemazmur mau mengingatkan kita, bahwa
semua yang dialami manusia sekarang, Pemazmur juga mengalaminya, bahwa
semua ini terjadi karena keberdosaan sehingga Allah jauh daripadanya.
Pemazmur ingin bertobat kepada Allah, karena pelanggaran dan
perbuatannya yang jauh dari pada Tuhan
Posted in: