Rabu, 30 Mei 2012
pengertian variabel costing
I. Pengertian Variable Costing
Penentuan harga pokok variabel
(variable costing) adalah suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya
memasukkan biaya produksi variabel
sebagai elemen harga pokok produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya
periode atau atau biaya waktu (period cost) yang langsung dibebankan kepada
laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi.
II. Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing)
Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek,
yaitu:
1.
Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi
(contribution margin) yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui
analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-profit-volume) dan untuk pengambilan keputusan (decision
making) yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
2.
Memudahkan manajemen dalam mengendalikan
kondisi-kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan
pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan.
Jika dihubungkan dengan
pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing bertujuan sebagai
berikut:
1.
Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk
tujuan-tujuan:
a.
Perencanaan laba
b.
Penentuan harga jual produk
c.
Pengambilan keputusan oleh manajemen
d.
Pengendalian biaya
2.
Untuk pihak eksternal
Meskipun tujuan
utamanya untuk pihak internal, konsep variabel costing dapat pula digunakan
oleh pihak eksternal untuk tujuan:
- Penentuan harga pokok persediaan
- Penentuan laba
Tujuan
eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila laporan yang disusun atas dasar
variabel costing disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi laporan
yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh (full costing), sebab konsep
variabel costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
III.
Perbedaan Konsep Variable Costing Dengan Full Costing
Perbedaan antara kedua konsep tersebut terletak pada
tujuan utamanya, yaitu konsep variabel costing mempunyai tujuan utama untuk
pelaporan internal sedangkan konsep full costing mempunyai tujuan utama untuk
pelaporan eksternal. Adanya kedua perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan
perlakuan terhadap biaya produksi tetap yang selanjutnya mempengaruhi:
1.
Penentuan besarnya harga pokok produk dan besarnya
harga pokok persediaan.
2.
Penggolongan dan penyajian di dalam laporan laba-rugi.
Pembahasan tentang perbedaan
metode variable costing dengan metode full costing dapat ditinjau dari segi;
1. Penentuan harga pokok produk
Pada metode
full costing, semua elemen biaya produksi baik tetap maupun variabel dibebankan
ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu elemen harga pokok produk
meliputi:
- BBB (raw material cost)
- BTKL (direct labor cost)
- BOP variabel (variable FOH)
- BOP tetap (fixed FOH
Sedangkan pada
metode variabel costing hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi
variabel ke dalam harga pokok produk.
Elemen harga pokok produk meliputi:
- BBB (raw material cost)
- BTKL (direct labor cost)
- BOP variabel (variable FOH)
Elemen biaya
|
Full costing
|
Variable costing
|
BBB(raw material cost)
BTKL(direct labor cost)
BOP variabel (variable FOH)
BOP tetap (fixed FOH)
Jumlah Harga Pokok Produk
|
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp. xxx
|
Rp.xxx
Rp.xxx
Rp.xxx
_
Rp.xxx
|
2. Penentuan harga pokok persediaan
Dengan adanya
perbedaan pembebanan elemen biaya produksi (production cost) kepada produk
antara metode full costing dengan metode variable costing, mengakibatkan pula
perbedaan harga pokok persediaan. Pada metode full costing BOP tetap (fixed
FOH) dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu jika sebagian
produk masih ada dalam persediaan atau belum terjual maka sebagian BOP tetap
(fixed FOH) masih melekat pada harga pokok persediaan. Metode variable costing
tidak membebankan BOP tetap (fixed FOH) ke dalam harga pokok produk, akan
tetapi BOP tetap (fixed FOH) langsung dibebankan ke dalam laba-rugi sebagai
biaya periode. Oleh karena itu produk yang masih ada dalam persediaan atau
belum terjual hanya dibebani biaya produksi variabel atau BOP tetap (fixed FOH)
tidak melekat pada harga pokok persediaan.
Posted in: