This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jam saat ini

Facebook Twitter RSS
 

Rabu, 16 Januari 2013

PENDAPAT TENTANG NEW MEDIA

Perkembangan teknologi media memang sudah dapat kita rasakan manfaatnya karena peranannya yang dapat menjangkau ruang dan waktu. Namun menurut pendapat saya bahwa perkembangan teknologi media tersebut haruslah diimbangi dengan perkembangan sumber daya manusia sebagaimana kita jumpai bahwa akhir-akhir ini kalau boleh dikatakan sebagai “mall praktek” teknologi sehingga tujuan yang diharapkan ke arah positif justru dampak negatif yang dirasakan bagi masyarakat, entah mungkin karena faktor mentalitas/moralitas dan edukasi masyarakat kita yang masih tergolong rendah. Apalagi perekonomian masyarakat kita yang masih belum merata sehingga perkembangan teknologi media ini hanya dirasakan oleh segmen tertentu saja. Apabila dipertanyakan apakah dengan berkembangnya media online maka akan menggilas media tradisional yang ada maka menurut saya hal tersebut masih harus melalui proses yang sangat panjang karena masih dipengaruhi pula oleh faktor budaya kita, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa media online akan semakin dibutuhkan terutama dalam pasar bisnis karena informasi yang diberikan bukan hanya up to date dalam hitungan hari atau tanggal tetapi dalam hitungan jam, menit bahkan detik. Hebat…kan.

PREMANISME YANG SEHARUSNYA KITA BERANTAS

Polisi di berbagai daerah kembali melakukan gebrakan untuk membatasi ruang gerak dan bahkan memberantas aksi premanisme yang makin meresahkan masyarakat. Jika semula aksi pemberantasan preman hanya dilakukan di lima wilayah polda, kini atas perintah Kapolri, operasi memerangi premanisme dan kejahatan jalanan diperluas di seluruh jajaran polda di Indonesia.


Ratusan bahkan ribuan orang yang ditengarai melanggar hukum karena melakukan aksi premanisme sudah diringkus polisi. Operasi pemberantasan premanisme itu untuk sementara waktu telah terbukti efektif meredam ulah preman yang selama ini sering memalak masyarakat maupun ulah preman lain yang merugikan. Antara lain, pencopetan, parkir liar, pencurian, dan perampokan.

Hanya, yang menjadi masalah kemudian adalah seberapa jauh operasi yang digelar polisi tersebut dapat terus dilaksanakan? Apa sebetulnya yang perlu dikembangkan untuk memberantas premanisme hingga ke akar-akarnya?

Makin Menggurita

Di Indonesia, upaya untuk memberantas dan memerangi premanisme sebetulnya bukan hal yang terlalu baru. Selama ini, sudah berkali-kali polisi menggelar berbagai operasi pemberantasan preman, namun hasilnya seringkali tidak efektif. Saat operasi diadakan, memang premanisme seolah-olah tiarap. Tetapi, setelah stamina aparat mulai berkurang, biasanya, pelan-pelan aksi premanisme kembali muncul, bahkan dengan skala yang makin mencemaskan.

Pada dua-tiga dekade silam, kita tentu masih ingat bahwa di tanah air ini pernah dikembangkan aksi petrus (penembakan misterius) untuk memberantas ulah preman dan pelaku kejahatan yang dinilai sudah tidak lagi bisa ditoleransi. Namun demikian, seperti kita lihat, ulah preman ternyata kembali marak dalam beberapa tahun kemudian.

Misalnya, orang-orang bertato yang berwajah sangar kembali bermunculan. Aksi pemalakan pun kembali menghantui para pemilik toko, pemilik mobil, dan masyarakat umum.

Ada kesan kuat, ketika ulah preman itu makin ditekan, ternyata dalam perkembangannya, ulah mereka justru makin resistan dan taktis menyiasati tekanan.

Sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang terkategori marginal, para preman yang banyak beroperasi di berbagai kota besar di Indonesia tidak lagi sekadar melakukan aksi kejahatan kelas teri seperti memaksa pemilik kendaraan bermotor membayar tiket parkir dua kali lipat dari tarif atau memalak para pemilik toko untuk menyediakan uang keamanan. Tetapi, lebih dari itu, yang mereka lakukan kini tak jarang adalah mengembangkan aksi dalam pola yang lebih terorganisasi -ikut dalam kegiatan dan kepentingan politik praktis- sehingga posisi tawar (bargaining position) mereka menjadi lebih kuat. Bahkan, terkadang mereka juga cukup dekat dengan pusat-pusat kekuasaan tertentu.

Habitat yang menjadi area subur bagi perkembangan aksi premanisme kini tidak lagi hanya di dunia prostitusi, perjudian, dan dunia kriminal lain. Sebagian yang lain bahkan diduga telah berhasil menanamkan uang hasil palakannya di berbagai usaha yang sifatnya legal.

Di dunia premanisme, justru dengan kedigdayaan, kekenyalan, dan daya tahan, mereka tetap survive dan mampu menyiasati tekanan sekeras apa pun dari polisi karena di antara mereka berkembang apa yang disebut Hans-Dieter Evers (2002) sebagai kohesi sosial dan proses pembelajaran.

Seorang preman yang berhasil ditangkap aparat dan kemudian dijebloskan ke penjara karena terbukti melanggar hukum niscaya tidak kapok dan setelah bebas akan meninggalkan dunia premanisme. Dalam kenyataan, yang sering terjadi adalah penjara justru menjadi sekolah baru yang makin mematangkan semangat mereka untuk lebih masuk dalam pusaran dunia premanisme, mengembangkan jaringan yang lebih kuat, dan akhirnya membangun kerajaan baru di dunia kriminal yang lebih solid.

Di sejumlah negara lain, kita tentu sudah sering membaca, kekuatan para penjahat justru makin menggurita. Bukan saja dari segi pengorganisasiannya, tetapi juga dari segi daya cengkeram mereka yang makin memasuki seluruh sendi kehidupan masyarakat.

Memberantas Habitatnya

Memberantas premanisme sekadar hanya mengandalkan pendekatan yang sifatnya legal-punitif harus diakui bukanlah hal yang mudah, untuk tidak mengatakan mustahil. Meskipun, cara-cara yang dikembangkan polisi belakangan ini terbukti secara temporer membekukan aksi premanisme untuk tidak lagi terlalu pongah dan merugikan masyarakat. Tetapi, untuk memberantas preman hingga ke akar-akarnya, tentu yang dibutuhkan bukan hanya tindakan penghukuman dan sikap represif yang terkadang malah memperbesar daya resistansi mereka.

Memberantas premanisme hingga ke akar-akarnya tak pelak juga membutuhkan penanganan di tingkat hulu, terutama berkaitan dengan hal-hal yang menjadi embrio serta pendorong kelahiran aksi premanisme.

Kemiskinan, kelangkaan kesempatan kerja, marginalisasi, dan kekuasaan yang cenderung korup adalah habitat yang subur bagi perkembangan premanisme di tanah air.

Karena itu, agar dari waktu ke waktu tidak lahir preman-preman baru yang makin canggih, pemerintah wajib mengimbangi langkah polisi dengan aksi dan pendekatan sosial agar hal-hal yang menyuburkan tumbuhnya preman tidak terus berkembang. Ketika orang frustrasi karena tak mampu menghidupi keluarganya serta ketika pemerintah tidak lagi mampu menciptakan lapangan kerja yang memadai dan layak untuk tempat bergantung hidup kaum migran yang mengadu nasib mencari pekerjaan di kota, jangan kaget jika di saat yang bersaman lahir sejumlah aktivitas di sektor informal yang terkategori ilegal.

Kita semua sebagai warga masyarakat patut bersyukur atas apa yang sudah dilakukan polisi. Aparat menangkap para preman yang makin meresahkan. Namun, akan jauh lebih baik jika merebaknya aksi premanisme tidak semata ditangani sebagai kasus pelanggaran hukum. Sementara di sisi yang lain, kita lupa bahwa akar masalah premanisme sebetulnya adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat yang seringkali tidak adil.

MANUSIA DAN PENDERITAAN


Penderitaan sepertinya tidak pernah berhenti menghampiri Indonesia. Berbagai peristiwa menghampiri dan membuat banyak orang harus menderita, harus menangis karena ditingalkan orang-orang yang dikasihi, kedinginan karena rumahnya terhempas badai tsunami, kepanasan karena tidak memiliki rumah untuk berteduh sudah ambruk terkena gempa, sehingga penderitaan yang panjang harus dialami dan dirasakan. Sepertinya penderitaan tidak pernah bosan menjumpai manusia. Ia akan ada dan terus hadir dalam kehidupan manusia.
Sebagian kita ketika mendengar kata “Penderitaan” mungkin merasa sangat ketakutan, atau mungkin ada orang yang sudah bosan dengan penderitaan itu. Bagi orang yang ketakutan, jangan sampai penderitaan itu sampai kepadanya untuk memikirkannya saja ia takut, apalagi penderitaan itu harus menghampiri dirinya. Oleh sebab itu ia harus melakukan dengan berbagai cara agar dirinya tidak menjumpai penderitaan itu. Sedangkan orang yang sudah menganggap dirinya sering dijumpai penderitaan akhirnya hanya pasrah menerimanya, karena tidak memiliki kuasa apapun dalam dirinya. Penderitaan mengaturnya menjadi pribadi yang pasrah, tanpa sikap yang jelas.
Manusia sering mengalami kedua hal ini. Takut dengan penderitaan tetapi sering dia harus menerima penderitaan ini tanpa kekuatan. Manusia tidak dapat dan tidak mampu mengatur dirinya dengan pasti. Semua manusia memiliki keterbatasan berpikir, ketidak-sempurnaan diri, ketdak-berdayaan kekuatan, dll. Dalam keadaan ini, Pemazmur mau mengingatkan kita, bahwa semua yang dialami manusia sekarang, Pemazmur juga mengalaminya, bahwa semua ini terjadi karena keberdosaan sehingga Allah jauh daripadanya. Pemazmur ingin bertobat kepada Allah, karena pelanggaran dan perbuatannya yang jauh dari pada Tuhan

ARTI DARI LAMBANG MANCHESTER UNITED

Di era Sir Matt Busby, manchester United mendapat julukan “The Red Devils” alias setan merah. Julukan ini melekat bukan tanpa sebab, melainkan berdasarkan fakta di lapangan. Saat itu Manchester United merupakan tim yang permainannya paling jago. Ciri khasnya adalah garang dan kemenangan selalu diraih. Bukan hanya itu saja, Manchester United juga sering meraih gelar juara baik di piala FA maupun di Liga Inggris. Maka, pantas julukan setan merah melekat di Manchester United. Untuk lebih menguatkan julukan tersebut, gambar setan mulai terpampang di logo Manchester United. Gambar Setan dengan memegang trisula tersebut terpampang di tengah logo. Era tersebut disebut era kedatangan Red Devils, dan itu terjadi pada tahun 1973-1988. Tulisan yang tertera berbunyi Manchester United Football Club masih sama dengan era sebelumnya.

APA ITU WEB SEMANTIK?

Web semantik merujuk kepada kemampuan aplikasi komputer untuk lebih memahami bahasa manusia, bukan hanya bahasa yang baku dari para penggunanya tetapi juga bahasa yang lebih kompleks, seperti dalam bahasa percakapan sehingga memudahkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan mesin. Web semantik dapat mengolah bahasa dan mengenali homonim, sinonim, atau atribut yang berbeda pada suatu database.
Istilah web semantik itu sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan web semantik. Web semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Framework Schema) dan OWL. (Wikipedia.org)
Tim Berners-Lee berkata:
‘’People keep asking what Web 3.0 is. I think maybe when you’ve got an overlay of scalable vector graphics – everything rippling and folding and looking misty – on Web 2.0 and access to a semantic Web integrated across a huge space of data, you’ll have access to an unbelievable data resource‘’
Web Semantik adalah perkembangan generasiweb berikutnya atau yang bisa disebut sebagaievolusi dari WWW (World Wide Web), yangdicetuskan pada tahun 2002. Semantic Webdidefinisikan sebagai sekumpulan teknologi, dimanamemungkinkan computer memahami arti darisebuah informasi berdasarkan metadata, yaituinformasi mengenai isi informasi (Media Iptek,2006). Dengan adanya metadata, computerdiharapkan mampu mengartikan hasil pemasukaninformsi sehingga hasil pencarian menjadi lebihdetail dan tepat. W3C (World Wide WebConsortium) mendefinisikan format metadatatersebut adalah Resource Description Format (RDF).Tiap unit dari RDF adalah 3 komposisi, yaitusubject, predicate, dan object. Subject dan objectadalah entitas yang ditunjukkan oleh teks (MediaIptek, 2006). Sedangkan predicate adalah komposisiyang menerangkan sudut pandang dari subject yangdijelaskan object. Hal yang paling menarik dari RDFyaitu object dapat menjadi subject yang nantinyaditerangkan oleh object yang lainnya. Sehinggaobject atau masukan dapt diterangkan secara jelasdan detail, serta sesuai dengan keingingan penggunayang memberikan masukan.
*Dirangkum dari berbagai sumber